Pengaruh Model Tirai Sayap Beton Pada Pilar Jembatan Terhadap Gerusan
Keywords:
Pilar, Tirai Sayap, Beton, Gerusan LokalAbstract
Sungai sangat penting perannya bagi kehidupan manusia. Kegiatan penambangan material sungai untuk memenuhi kebutuhan material konstruksi juga merupakan salah satu manfaat sungai bagi manusia dan juga akan menimbulkan kerusakan lingkungan apabila tidak di kendalikan secara baik dan benar. Air yang mengalir di dalam sungai akan mengakibatkan proses penggerusan tanah dasarnya. Adanya bangunan air seperti pilar dan abutmen jembatan juga dapat menyebabkan perubahan karakteristik aliran seperti kecepatan dan turbulensi sehingga menimbulkan perubahan transport sedimen dan terjadinya gerusan. Berbagai bentuk pilar jembatan telah dikembangkan untuk meminimalkan gerusan dasar akan tetapi belum memberi hasil maksimal, oleh karena itu perlu dicari solusi lain untuk menangani masalah gerusan lokal ini seperti dengan penambahan bangunan pengaman pilar. Untuk itu maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pola aliran dan gerusan di sekitar pilar jembatan dengan model tirai yang paling cocok untuk meminimalkan gerusan lokal yang terjadi, sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan jembatan. Pada penelitian lapangan ini berlokasi di Sungai Jenelata, Jembatan Jelenata Jalan Poros Bili – Bili, Sapaya, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, sedangkan tirai yang digunakan berbentuk persegi sisi depan melengkung dengan lebar 4 m dan tinggi 2 m, Panjang sungai yang diteliti adalah 50 m dari pilar jembatan. Hasil yang didapatkan adalah semakin tinggi kecepatan aliran maka semakin rendah tinggi muka air dan kedalaman gerusan yang terjadi di sekitar pilar tanpa tirai dan pilar yang menggunakan tirai mengalami peningkatan kedalaman gerusan di depan (hulu) pilar, sisi (kanan dan kiri) pilar dan belakang (hilir) pilar, yang pada awalnya besar kemudian semakin lama penambahan kedalaman gerusan semakin mengecil hingga pada saat tertentu mencapai kesetimbangan (equilibrium scour depth)